Story : My Acne Story

    Hello, world! πŸ’–

    Kali ini aku mau share ceritaku sebagai acne survivor, bertahun-tahun hidup bersama jerawat yang bukan hanya sebiji dua biji, tapi hampir semuka!!! Jerawat itu sungguh menyebalkan, bukan? 

    Mungkin untuk sebagian orang, jerawat bukanlah masalah besar, jerawat itu manusiawi dan normal, dll. Namun, banyak yang tidak sadar bahwa jerawat bisa menimbulkan masalah besar. Contoh impact yang paling nyata buatku adalah mengurangi kepercayaan diri.

    Aku memang sudah berkawan lama sejak SMP dengan jerawat. Umur segitu memang masih dimaklumi karena sedang pubertas, kala itu juga jumlahnya paling hanya 2-3 jerawat dan tipe yang bermata, sehingga tidak terlalu butuh waktu lama untuk kempes. Tapi, jerawat sepertinya bahagia hidup bersamaku sehingga dia enggan hilang dari wajahku. Tahun 2019 adalah tahun terberatku untuk masalah jerawat. Bayangkan, dari dahi, pipi kanan, pipi kiri, dagu, bahkan hidungku pun tak luput dari jerawat, dan rasanya sangat pedih dan panas ketika terkena air.

foto bulan maret 2019

    Ku akui, saat itu aku sedang dipuncak stress karena kerjaan, maklum fresh graduate terkejut dengan kerasnya dunia kerja (nangis dipojokan T_T). Diperparah dengan pemakaian skincare yang amburadul!! Bisakah kalian membayangkan, aku memakai exfoliating toner AHA 5% hampir setiap hari, lalu dilanjutkan dengan serum niacinamide 10% + alpha arbutin?? sungguh bodoh, bukan? memang menyedihkan diri ini.😀

    Niatnya sih biar kulitnya bersih bebas jerawat, tapi malah panen jerawat karena kurangnya literasi. Pada waktu itu memang sedang booming skincare luar negeri yang menuliskan bahan aktif dan presentasenya, sebut saja The Ordinary. Jadi, sebagai pribadi yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan tidak sabaran, aku langsung beli tanpa riset lebih jauh dan pikir panjang. 

    Setelah menyadari kesalahan dan kebodohan, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti memakai skincare itu, dan beralih ke skincare korea, yaitu dear klairs Supple Preparation Unscented Toner (hydrating toner) dan Benton Snail Bee High Contence Essence. Alih-alih membaik, aku malah merasakan panas di seluruh wajah. Ternyata aku memang kurang cocok pakai skincare asal korea, karena saat aku coba memakai produk Nacific fresh herb serum, clay mask inisfree, atau sheet mask mediheal yang katanya orang bagus, juga bikin wajahku panas dan sedikit bruntusan setelah memakainya. Entah kenapa....😞

    Akhirnya aku menyerah (sementara) dan tidak menggunakan skincare apapun, hanya facial wash Hada Labo Gokujyun saja. Sampai pada akhirnya, aku resign dan berangkat ke Jepang untuk bekerja pada April 2019.

foto Mei 2019

    Masih dengan kondisi ga pakai skincare apapun selain face wash, bulan Mei 2019 keadaan mukaku perlahan membaik, jerawat aktif berkurang, cuma masih sering numbuh dua-tiga biji, bekasnya masih merah, muka kering kusam luar biasa, ga ada seger-segernya sama sekali. Aku cuek aja saat itu, padahal aku sudah beli toner hada labo tapi ga dipakai, karena pas coba pakai malah bikin bruntusan, dan keadaan itu berlanjut sampai April 2020.

    Seorang kawan berkebangsaan China yang memang anaknya ceplas-ceplos, bilang ke aku kalau kulit aku kering banget (dan memang kering banget sampai ngeletek gitu), coba ganti toner yang lebih hydrating. Entah kenapa perkataan dia itu bikin aku sadar, aku harus mulai skincare-an lagi, minimal basic skincare. Akhirnya aku coba pakai lagi toner Hada Labo yang pernah aku beli dan masih aku simpan di laci. Alhamdulillah waktu aku pakai lagi, tidak ada efek bruntusan seperti sebelumnya, malah kulitku jadi kenyal dan segar. 

Hada Labo Gokujyun Premium lotion

    Musim panas di Jepang itu sangat panas dan terik, kadang hembusan anginnya bisa saja sejuk, tapi tetap membuat sunburn yang parah. Selain toner, akhirnya aku memutuskan untuk memakai sunscreen, karena musim panas tahun 2020, aku kerja di outdoor. Aku tidak mau kulitku makin merah dan gosong akibat paparan matahari Jepang yang kejam. Ku jatuhkan pilihanku pada sunscreen Skin Aqua Tone Up UV Essence, selain packagingnya gemes warna ungu dan pink, aku selama ini merasa paling cocok dengan sunscreen keluaran Skin Aqua. Mungkin aku akan tulis review lebih detail mengenai sunscreen holygrail-ku ini dilain waktu.πŸ’—

Skin Aqua Tone Up UV Essence

    Kalian tahu? meski aku sudah pakai sunscreen, kulitku tetap merah dan gosong 😩. Perbedaan warna kulit antara wajah dan leher yang sangat kontras membuatku mau tidak mau mencari essence atau whitening serum, dengan tujuan untuk mempercepat kembalinya warna kulit wajahku seperti semula. Berlabuhlah lagi hatiku kepada Shirojyun Premium Essence-nya Hada Labo. Sepertinya aku sudah jatuh cinta dengan Hada Labo, harganya masih affordable, dan yang paling aku suka adalah produk mereka tidak menggunakan fragrance. Sayangnya, essence yang satu ini belum tersedia di Indonesia. 

Hada Labo Shirojyun Premium Essence

    Dua minggu sejak menambahkan essence ke dalam skincare routine ku, aku merasa kulitku lebih cerah dan perlahan-lahan kembali ke keadaan sebelum kulitku gosong. Tapi, dasarnya aku kurang sabaran, aku tambah lagi dengan Hada Labo Shirojyun Whitening Cream. Hada Labo seakan tidak tega untuk mengecewakanku, kulitku kembali ke warna asalnya, plus lebih lembab, kenyal, dan bekas jerawat perlahan-lahan menghilang dalam kurun satu-dua bulan kemudian. 

Hada Labo Shirojyun Whitening Cream

Selain menggunakan skincare, 2 poin berikut juga membantuku memulihkan keadaan kulit wajahku :

1. Kurangi makanan dan minuman manis, perbanyak konsumsi air putih dan green tea

Aku merasa ini yang sangat berpengaruh untuk mengurangi jerawat. 6 bulan belakangan aku benar-benar mengurangi konsumsi minuman bersoda, minuman manis (paling hanya minuman coklat sesekali), dan setiap hari selalu minum green tea. Sampai saat ini pun, aku masih rutin minum teh hijau tanpa gula, dan sudah lama jerawat tidak muncul di wajahku, meski kadang masih ada bruntusan.

2. Pakai sunscreen setiap hari

Bekas jerawatku gampang sekali pudar sejak rutin menggunakan sunscreen. Jujur, aku jarang sekali re-apply dan masih berusaha agar bisa selalu re-apply setiap 2 jam sekaliπŸ˜—. Bukan hanya bekas jerawat, sih, tapi tekstur wajahku juga membaik.

Inilah kondisi wajahku sekarang, no filter, no make up, hanya sunscreen.

foto bulan Februari 2021

Kulitku memang masih jauh dari sempurna, tapi untuk ditahap ini saja aku sudah bersyukur, sudah membuat aku lebih percaya diri, dan lebih gampang pada saat mengaplikasikan make up. Untuk tekstur wajah, pori-poriku memang besar, dan aku sudah pasrah karena tidak ada skincare yang bisa mengecilkan pori, aku sudah memutuskan melakukan laser treatment untuk permasalahan satu ini. 

Pesanku untuk para pejuang acne, tetap semangat dan jangan menyerah!!
karena akan ada pelangi setelah hujan, semua akan glow up pada waktunya 😊


Komentar